Di
Jepang, terdapat banyak jenis festival musim panas yang terkait dengan
budaya dan adat tradisional, jumlahnya tidak terhitung. Di postingan
kali ini, kami akan memperkenalkan beberapa festival besar dan terkenal
untuk pariwisata Jepang.
Bagi teman-teman Jepang: Silahkan saling berbagi informasi kepada
teman-teman Indonesia mengenai festival-festival lokal yang menarik
dari daerah kalian.- Tiga festival musim panas terbesar di Tohoku
Dua festival yang terkenal adalah Aomori Nebuta dan Hirosaki Neputa yang juga tercatat sebagai “Important Intangible Cultural Heritage” pada tahun 1980.
Aomori Nebuta Hirosaki Neputa
Nebuta adalah 3 dimensi sedangkan Neputa berbentuk kipas dimana bagian depan disebut dengan Kagami-E dan bagian belakang disebut Miokuri-E yang dihias dengan lukisan.
② Festival Akita Kantou diselenggarakan
di kota Akita, Perfektur Akita pada tanggal 3-6 Agustus. Festival ini
memiliki sejarah lebih dari 250 tahun yang lalu.
Bentuk dari Kantou menyerupai batang padi dimana lentera-lentera dirangkai seperti jerami dengan serangkaian padi. Orang-orang membawa Kantou di dahi, di pundak atau pinggang sambil berdoa untuk panen yang melimpah. Jenis Kantou Owaka adalah yang terbesar dengan 46 lentera dan beratnya kira-kira 50kg.
③ Festival Tanabata di Sendai
Festival budaya Tanabata di
kota Sendai, Perfektur Miyagi adalah festival Tanabata terbesar di
Jepang. Festival ini diselenggarakan pada awal bulan Agustus (bulan Juli
pada kalender Qamariyah).
Festival
ini mulai terkenal pada abad ke 16 yang dipelopori oleh raja feudal
Date Masamune. Hiasan yang dipakai saat ini berasal dari gaya Edo.
Festival ini diselenggarakan untuk memanggil arwah Dewa Ladang Padi.
Dalam sejarah festival Tanabata,
terdapat legenda sebuah cerita cinta antara Ori-hime dan Kengyu, mereka
hanya bisa bertemu sekali dalam setahun yaitu pada hari Tanabata.
from 仙台七夕協賛会ギャラリー
- Tokyo
Hal yang paling menarik di Tokyo adalah
menara penyiaran tertinggi di dunia “Tokyo Sky Tree” dan pesta kembang
api di sungai Sumida.
- Kyoto
Gion Matsuri adalah festival
musim panas kuil Yasaka yang merupakan salah satu festival terbesar di
Jepang selain Osaka Tenjin Matsuri dan Tokyo Kanda Matsuri. Festival ini
memiliki sejarah yang panjang dari 1,100 tahun yang lalu dan pastinya
sangat mengagumkan.
- Osaka
Tenjin Matsuri telah menyebar luas dari Kuil Tenjin atau TenmanGu ke seluruh Jepang. Festival ini dirayakan untuk Sugawara Michizane yang dinobatkan sebagai Dewa Pengetahuan (God of Studies).
Osaka Tenman-gu adalah kuil
ternama dan menyelenggarakan festival ini sekitar tanggal 25 Juli
bertepatan dengan hari kematiannya. Festival ini juga memiliki sejarah
yang panjang kira-kira lebih dari 1,000 tahun yang lalu.
from Osaka Tenmangu’s Website
- Shikoku
① Pulau Shikoku terdiri dari 4
perfektur yaitu Tokushima, Kagawa, Ehime dan Kochi. Terdapat banyak
sekali festival musim panas di Pulau Shikoku ini dan hampir semua
festival ini memiliki potensi yang bagus untuk pariwisata.
Tokushima Perfektur (dulu disebut Awa)
adalah tempat lahirnya tari Awa “Awa Odori” yang termasuk dalam festival
BON. Sejarah festival ini ada sejak 400 tahun yang lalu biasanya
diselenggarakan pada bulan Agustus, khususnya di kota Tokushima,
penyelenggara Awa Odori terbesar kemudian menyebar ke seluruh area di
Jepang.
Tim Odori (tim tarian) disebut sebagai Ren. Ada banyak sekali tim Ren, baik penonton maupun penari sama-sama bersemangat dan menyukai festival Awa Odori ini.
② Yosakoi Matsuri adalah festival musim panas yang diselenggarakan di Perfektur Kochi (dulu disebut Tosa) pada tanggal 9-13 Agustus di kota Kochi.
Kota Kochi adalah sister city Surabaya, Indonesia. Pada akhir bulan Juni, diselenggarakan festival Yosakoi di Surabaya.
Surabaya
- Kyushu & Okinawa
① Di Kyushu juga terdapat banyak
fesitval musim panas. Berikut kami perkenalkan satu festival yang paling
membangkitkan semangat yaitu Kokura Gion Daiko. Festival ini
diselenggarakan pada bulan Juli di Kota Kita Kyusyu, Perfektur Fukuoka.
Festival ini pertama kali digelar pada tahun 1618 kira-kira 390 tahun
yang lalu. Festival besar lainnya di Fukuoka yaitu Hakata Gion Yamagasa dan Tobata Gion Ooyamagasa.
② Festival untuk menyambut pulangnya
roh nenek moyang pada bulan Juli di Okinawa. Anak-anak muda menari dan
memukul drum sambil meneriakkan “Ei-Sa-“. Festival semacam ini juga
diselenggarakan di negara lain di Asia.
Uniknya Budaya Perayaan Tahun Baru di Jepang
お正月 ‘Oshougatsu’
Perayaan tahun
baru di Jepang tidak hanya dilakukan dengan pesta-pesta, tetapi juga
dengan melakukan kegiatan atau ritual-ritual yang bersifat religius
sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa.
Kegiatan penyambutan tahun baru dimulai sejak dua minggu sebelum pergantian tahun:
大掃除 ‘Ousouji’ atau pembersihan, Pemasangan 飾り ‘Kazari’ atau hiasan, Mempersiapkan makanan khas tahun baru 御節料理 ‘Osechi Ryouri’ , Berkirim 年賀状 ‘Nengajou’ atau kartu ucapan tahun baru serta beberapa Ritual religius
Di kalangan masyarakat Jepang お正月 'Oshougatsu' lebih dikenal sebagai periode liburan tiga hari di awal tahun, yaitu tanggal 1, 2, dan 3 Januari.
お正月 ‘Oshougatsu’
Perayaan tahun

Kegiatan penyambutan tahun baru dimulai sejak dua minggu sebelum pergantian tahun:
大掃除 ‘Ousouji’ atau pembersihan, Pemasangan 飾り ‘Kazari’ atau hiasan, Mempersiapkan makanan khas tahun baru 御節料理 ‘Osechi Ryouri’ , Berkirim 年賀状 ‘Nengajou’ atau kartu ucapan tahun baru serta beberapa Ritual religius
Di kalangan masyarakat Jepang お正月 'Oshougatsu' lebih dikenal sebagai periode liburan tiga hari di awal tahun, yaitu tanggal 1, 2, dan 3 Januari.
Perayaan Bon Odori di Musim Panas

Makna Ungkapan Terimakasih dalam Masyarakat Jepang

Dunia ini tidak akan terasa indah jika tanpa ada hadirnya kebaikan dari para manusia. Wujud kebaikan yang telah dilakukan dari orang satu ke orang yang lain, entah itu didasari dengan tujuan tertentu atau hanya dengan keikhlasan semata akan memunculkan uangkapan terimakasih sebagai wujud rasa terimakasih atas kebaikan yang diberikan tersebut. Di manapun kita tinggal, dimanapun kita hidup dimanapun kita hidup, ungkapan terimakasih tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Jika di Indonesia kita bisa menjumpai ungkapan terimakasih dalam beragam ungkapan yang dipengaruhi dialek misalnya “terimakasih”, “matursuwun”,
Kebiasaan Menikmati Keindahan Bunga di Jepang

cara Tahunan di Jepang 年中行事 Nenchuugyouji
Masyarakat Jepang adalah masyarakat
tradisional yang modern. mengapa disebut demikan? hal ini dikarenakan
masyarakat Jepang tetap memegang kuat tradisi budaya tradisionalnya di
tengah-tengah kemodernan yang mereka miliki. Dari hal ini bisa kita
lihat bahwa masyarakat memiliki keselarasan dalam mejalani kehidupannya,
selayaknya konsep 和 wa yang berarti "keharmonian".
Oleh karena itu, masyarakat Jepang berusaha semaksimal mungkin
menyeimbangkan unsur budaya modern dan budaya tradisional yang ada di
Jepang mulai dahulu hingga sekarang.
Salah satu bagian dari budaya tradisional tersebut adalah Acara tahunan atau disebut dengan 年中行事 nenchuugyouji. Acara tahunan ini ada beragam macamnya, antara lain:
Salah satu bagian dari budaya tradisional tersebut adalah Acara tahunan atau disebut dengan 年中行事 nenchuugyouji. Acara tahunan ini ada beragam macamnya, antara lain:

お正月 oshougatsu Tahun Baru (1月1日~3日)Perayaan
dimulainya tahun baru. Orang-orang pergi ke kuil Shinto dan Budha demi
keselamatan dan kebahagiaan mereka ditahun berikutnya. Kartu pos tahun
baru diterima pada tanggal 1 Januari.
Origami
Apakah Origami Itu?
Apakah Lem atau Gunting Tidak Digunakan Dalam Origami?
Hingga abad 21 sekarang ini, kita sudah tidak asing lagi dengan
istilah Origami. Meskipun demikian, dalam tulisan kali ini akan dibahas
dari awal lagi mengenai “Apakah Origami itu?” agar pemahaman kita lebih
jelas lagi. Origami berasal dari kata 折る ‘oru’ yang berarti “melipat”
dan kata 紙 ‘kami’ yang berarti kertas. Sehingga jika kedua kata ini
digabungkan akan menghasilkan arti “kertas lipat” atau “lipatan
kertas”.Origami merupakan seni melipat kertas yang berasal dari China
pada sekitar abad ke-7 yang kemudian di populerkan di negara Jepang,
sehingga, terkesan bahwa Origami memang betul-betul asli dari negara
Jepang. Meskipun demikian, Origami sudah menjadi salah satu bagian
budaya tradisional yang sudah mendarah daging di seluruh masyarakat
Jepang. Hal ini bisa dilihat bahwa pda kenyataannya Origami sering
diajarkan pada siswa-siswi mulai di sekolah-sekolah mulai dari tingkat
dasar. Selain itu, bukti bahwa masyarakat Jepang sangat mencintai
Origami adalah, mereka selalu melakukan inovasi dan improvisasi yang
kreatif dalam menghasilkan beragam bentuk lipatan Origami yang sangat
tinggi nilai seninya.
Sejarah Origami
Kertas yang pertama kali digunakan untuk membuat Origami dinamakan
kertas Washi. Kertas Washi yang lembut dan indah ini pertama kali
diciptakan pada awal abad ke-7 dan merupakan hasil China dalam
pengembangan metode pembuatan kertas yang masuk ke Jepang. Penemuan
Washi menghasilkan berbagai benda kebudayaan dan salah satunya adalah
Origami.
Terkadang ada pertanyaan tentang “Kapan Origami pertama kali
dipraktekkan?” yang agak sulit dijawab berdasarkan dengan bukti-bukti
peninggalan sejarah yang ada. Hingga saat ini, tidak cukup banyak
dokumentasi yang ditemukan, sehingga sulit untuk mengatakan secara pasti
kapan Origami pertama kali dipraktekkan oleh masyarakat. Namun,
sebagaimana kertas Tatou, kertas origami dikatakan telah digunakan
secara praktis untuk membungkus berbagai benda sejak abad ke-10.
Pada kenyataannya, memang ada yang menyatakan bahwa selain Jepang,
Origami berasal dari China dan Spanyol. Di Eropa, teknik pembuatan
kertas sudah ada di abad ke-12, dan mereka juga bermain Origami dengan
cara sendiri. Tapi, bagaimanapun juga, kiranya cukup adil untuk
mengatakan bahwa Jepanglah yang paling aktif mengembangkan seni Origami
dan sekaligus menjaga bilai-nilai kesenian yang tradisional hingga
sampai pada era modern. Itulah mengapa, jika disebut kata Origami maka
secara otomatis kita akan mengidentikannya dengan negara Jepang sebagai
asal kesenian ini.
Apakah Lem atau Gunting Tidak Digunakan Dalam Origami?
Menggunakan lem merupakan hal yang tidak aneh dalam Origami. Lem
digunakan untuk menyatukan dua hal yang terpisah atau untuk menguatkan
bagian-bagian tertentu. Seiring berjalannya waktu, bentuk dari satu
karya Origami dapat menjadi hancur, sehingga untuk menjaga bentuknya
diperlukan penggunaan lem untuk menguatkan bagian0bagian kertas yang
digunakan.
Ada banyak beberapa contoh di mana gunting digunakan pada karya
klasik atau tradisional. Kini, diantara para penggemar Origami, ada juga
yang tetap mempertahankan pemikiran dimana penggunaan gunting tidak
diperbolehkan, dan yang paling baik adalah menyeleseikan satu kreasi
origami hanya dengan menggunakan selembar kertas bujur sangkar. Ha ini
didasari oleh hakikat menjaga ketradisionalan Origami itu sendiri yang
benar-benar hanya mengandalakan lipatan pada kertas tanpa menggunakan
alat potong dan alat tempel. Namun seiring dengan perkembangan Origami
dari waktu ke waktu yang dikembangkan dengan penuh inovasi dan kreasi
oleh tangan-tangan modern hingga menghasilkan bentuk Origami yang
mengagumkan, maka alat bantu gunting dan lem memiliki peran dalam proses
penciptaannya.
Origami Bangau – Sebuah Simbol Perdamaian (Kisah 1000 Bangau)
Kisah
1000 bangau ini bermula dari kisah seorang gadis kecil benama Sadako
Sasaki (1943-1955) berusia 10 tahun. Pada saat itu dan mengalami sakit
akibat dari pemboman Hiroshima. Sadako percaya bahwa ia akan sembuh
dengan doa yang ia selipkan pada Origami bangau yang dibuatnya hingga
mencapai jumlah 1000 buah. Namun, Tuhan berkehendak lain karena Sadako
akhirnya meninggal pada usia 12 tahun.

Kisah yang menyayat hati ini diceritakan dalam berbagai versi hingga
menyebar ke seluruh dunia. Di Hiroshima Peace Memorial Park dibangun
monumen Perdamaian Anak yang menggambarkan Sadako dihiasi dengan ribuan
kalung bangau dari seluruh dunia. Kini, 1.000 bangau tidak hanya menjadi
doa agar harapan seseorang terkabul, namun juga sebagai simbol doa
untuk perdamaian.
Dalam kehidupan sehari-hari saat ini, kepercayaan tentang dengan
membuat 1.000 buah Origami bangau bisa mewujudkan harapan masih bertahan
di masyarakat. Biasanya 1.000 buah Origami yang dibuat diharapkan bisa
mewujudkan harapan lulus ujian, keselamatan, mewujudkan cita-cita dan
lain-lain. Namun pada intinya, mereka tidak hanya berdiam diri dalam
usaha mewujudkan harapan dan keinginannya hanya dengan membuat 1.000
Origami bangau saja, mereka juga tekun berusaha. Sehingga dengan membuat
1.0000 Origami bangau mereka bisa menyelipkan doa dan membulatkan tekad
berulang-ulang kali hingga menghasilkan 1.000 buah bangau, hingga
keinginan dan harapannya terwujud.
Esensi Origami
Bagi orang yang baru mengenal istilah Origami atau baru saja belajar membentuk sebuah wujud dari pola Origami, kemungkinan besar hanya menganggap Origami hanya sebuah hiburan atau permainan dari kertas. Namun sebenarnya, ada banyak esensi yang dimiliki oleh Origami itu sendiri. Dengan penciptaan sebuah bentuk Origami , seseorang diharapkan belajar sikap yang luwes yang tercermin dalam keluwesan kertas yang dilipat sesuai pola yang ada, keterampilan yang tercermin dalam pembentukan wujud Origami yang beragam, kesabaran yang tercermin dalam tiap lekukan dan lipatan yang detail hingga membentuk sebuah wujud kreasi Origami yang indah. Dari sikap ini akan membentuk pola pikir manusia yang luwes dalam menyikapi permasalahan dalam hidup, terampil dalam menghasilkan ide-ide cemerlang dan tidak hanya memandang sebuah masalah kehidupan hanya dari satu sisi saja, serta kesabaran yang diperlukan manusia dalam menekuni suatu hal yang dilakukan dalam hidupnya hingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi hidupnya dan hidup orang lain.
Bagi orang yang baru mengenal istilah Origami atau baru saja belajar membentuk sebuah wujud dari pola Origami, kemungkinan besar hanya menganggap Origami hanya sebuah hiburan atau permainan dari kertas. Namun sebenarnya, ada banyak esensi yang dimiliki oleh Origami itu sendiri. Dengan penciptaan sebuah bentuk Origami , seseorang diharapkan belajar sikap yang luwes yang tercermin dalam keluwesan kertas yang dilipat sesuai pola yang ada, keterampilan yang tercermin dalam pembentukan wujud Origami yang beragam, kesabaran yang tercermin dalam tiap lekukan dan lipatan yang detail hingga membentuk sebuah wujud kreasi Origami yang indah. Dari sikap ini akan membentuk pola pikir manusia yang luwes dalam menyikapi permasalahan dalam hidup, terampil dalam menghasilkan ide-ide cemerlang dan tidak hanya memandang sebuah masalah kehidupan hanya dari satu sisi saja, serta kesabaran yang diperlukan manusia dalam menekuni suatu hal yang dilakukan dalam hidupnya hingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi hidupnya dan hidup orang lain.
Keseluruhan sikap yang dituntut dikuasai oleh seseorang yang sedang
ber Origami ini bisa dirangkum dalam satu wadah konsep yang disebut
dengan 和 ‘wa’ yang memiliki arti “harmoni”. Harmoni juga bisa diartikan
sebagai keselarasan dan keserasian. Coba kita perhatikan dari awal
pembentukan sebuah karya Origami yang diawali dengan penggunaan kertas
bujur sangkar yang pasti panjang setiap sisinya berukuran sama. Kemudian
setiap lipatan didasarkan pada pedoman pembagian garis lipatan
horizontal dan vertikal serta pola-pola lipatan lain yang harus
seimbang. Jika keseimbanagan lipatan diabaikan, maka sebuah bentuk
Origami yang indah tidak akan terwujud.
Oleh karena itu, sangat benar jika Origami memiliki esensi menjaga
keharmonian. Inilah yang terdapat dalam konsep kehidupan orang Jepang
yang selalu menjaga keharmonian dalam kehidupannya. Meskipun pada
kenyataannya orang Jepang banyak yang tidak mematuhi peraturan agama
serta lebih mengedapankan rasional daripada keputusan Tuhan. Mereka
berusaha menciptakan hidup yang harmoni, selaras dan serasi dalam
kehidupan sehari-hari. hal ini bisa kita lihat dalam kebiasaan hidupnya
yang disiplin, mampu menghargai karya orang lain dengan baik, menghargai
waktu dengan seksama, memiliki toleransi yang tinggi dalam
kesehariannya, mampu menghormati orang lain pada tempatnya yang
diwujudkan dalam budaya Ojigi,penggunaan bahasa sopan keigo, sonkeigo
dan kenjogo, konsentrasi penuh dengan apa yang dikerjakannya hingga
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, tekun dan terampil dalam bekerja,
cenderung dinamis dalam mengembangkan pola pikir ke arah yang positif,
serta menjaga sisi ketradisonalan negara Jepang meskipun di tengah era
modernisasi yang kian memuncak misalnya pengadaan festival atau matsuri,
seni minum teh chanoyu, seni merangkai bunga ikebana dan masih banyak
lagi ketradisionalan yang mereka jaga hingga saat ini. Dengan mewujudkan
semua aspek kehidupan ini, masyarakat Jepang yakin keharmonian hidup
yang tercipta akan semakin indah adanya.
Bagi para pelajar atau masyarakat umum yang berminat dengan Origami,
I'Mc Center Surabaya menyediakan kelas kursus Origami. Kelas Origami
I'Mc Center Surabaya dibuka dua kali dalam satu minggu. Bagi yang
berminat bisa langsung mendaftarkan diri untuk masuk kelas kursus
Origami, head office I'Mc Center Surabaya yang beralamatkan di Lotus Regency F7 Jl. Ketintang Baru Selatan I
Surabaya 60231
Tlp. 031-8299052, Fax. 031-8299053
Surabaya 60231
Tlp. 031-8299052, Fax. 031-8299053
Filosofi Sadō 茶道

Dasar dari Sadō (yang artinya the way of
tea) terletak pada kebiasaan sederhana merebus air, menyiapkan bubuk
teh hijau, menyajikannya kepada tamu dan meminumnya sendiri. Dalam
sejarahnya lebih dari 5 abad, the way of tea itu sendiri tergabung dalam
filosofi Budha Zen dan diilhami dalam sebuah semnagat yang halus. Sadō
juga telah mengambil sebuah karakter seni yang tinggi, bersyukur pada
pengejaran akan keindahan dan peralatan yang tua dihargai dan ditangani
dengan sangat hati-hati sehingga mereka tidak akan kehilangan kilaunya
sepanjang masa. Etika dari sadō adalah rinci dan pasti, namun dalam dan
tidak mudah dipahami.
Filosofi sadō digambarkan dalam istilah yang disebut dengan wakei-seijaku. Wa menandakan membuka hati satu dengan yang lainnya dan kemudian menjadi ramah. Kei mewakili saling menghormati, Sei menggambarkan kebersihan dan kemurnian, tidak hanya pada hal-hal yang dapat dilihat mata namun juga pada spirit. Jaku menunjukkan tetap tenang dalam situasi apapun. Wabi dan sabi adalah dua kata yang terkenal dan setara dengan the way of tea. Wabi menyatakan ide daripada kemurnian jiwa dibandingkan dipenuhi dengan kesenangan jasmani. Sabi merujuk pada keluruhan masyarakat dunia dimana seseorang mencari kesederhanaan, kemurnian dan jalan-jalan keluhuran hidup.
Ichigo-ichie adalah ekspresi terkenal lainnya dalam sadō. Itu berarti baik yang menjamu dan tamu yang jamu, harus mengambil bagian dalam upacara dengan sepenuh hati, mengingat bahwa hidup selalu berubah dan tidak pasti. Upacara jamuan teh yang dilakukan pada suatu hari yang khusus, merupakan peristiwa yang unik dan tidak akan pernah terjadi lagi.
Diwariskan dari generasi ke generasi lewat praktek beragam sekolah teh di Jepang, prinsip-prinsip tersebut telah lama menjadi pilar penting dalam semangat Jepang. Ketertarikan yang ditunjukkan para businessman di abad 21 terhadap jamuan teh mendemonstrasikan hubungan prinsip-prinsip ini tanpa mengenal waktu.Seperti sadō berkembang di bawah perlindungan samurai yang mencari kesembuhan spiritual dan latihan ketika mereka cemas karena peperangan atau saat kehilangan arah, maka tidaklah mengejutkan jika pria Jepang kembali ke ruang teh untuk mendapatkan semangat yang sama.
Upacara sado dilakukan secara lembut dan seksama pada setiap gerakan dalam keheningan. Inilah esensi dari sado, dimana penemuan ketenangan jiwa adalah tujuan utamanya.
清らかな静寂のなかで、一碗の茶を味わうとき、心は広くて自由な世界へ解き放たれる
Di antara keheningan murni, ketika Anda mencicipi semangkuk teh, pikiran akan dicurahkan ke dunia luas bebas.
Filosofi sadō digambarkan dalam istilah yang disebut dengan wakei-seijaku. Wa menandakan membuka hati satu dengan yang lainnya dan kemudian menjadi ramah. Kei mewakili saling menghormati, Sei menggambarkan kebersihan dan kemurnian, tidak hanya pada hal-hal yang dapat dilihat mata namun juga pada spirit. Jaku menunjukkan tetap tenang dalam situasi apapun. Wabi dan sabi adalah dua kata yang terkenal dan setara dengan the way of tea. Wabi menyatakan ide daripada kemurnian jiwa dibandingkan dipenuhi dengan kesenangan jasmani. Sabi merujuk pada keluruhan masyarakat dunia dimana seseorang mencari kesederhanaan, kemurnian dan jalan-jalan keluhuran hidup.
Ichigo-ichie adalah ekspresi terkenal lainnya dalam sadō. Itu berarti baik yang menjamu dan tamu yang jamu, harus mengambil bagian dalam upacara dengan sepenuh hati, mengingat bahwa hidup selalu berubah dan tidak pasti. Upacara jamuan teh yang dilakukan pada suatu hari yang khusus, merupakan peristiwa yang unik dan tidak akan pernah terjadi lagi.
Diwariskan dari generasi ke generasi lewat praktek beragam sekolah teh di Jepang, prinsip-prinsip tersebut telah lama menjadi pilar penting dalam semangat Jepang. Ketertarikan yang ditunjukkan para businessman di abad 21 terhadap jamuan teh mendemonstrasikan hubungan prinsip-prinsip ini tanpa mengenal waktu.Seperti sadō berkembang di bawah perlindungan samurai yang mencari kesembuhan spiritual dan latihan ketika mereka cemas karena peperangan atau saat kehilangan arah, maka tidaklah mengejutkan jika pria Jepang kembali ke ruang teh untuk mendapatkan semangat yang sama.
Upacara sado dilakukan secara lembut dan seksama pada setiap gerakan dalam keheningan. Inilah esensi dari sado, dimana penemuan ketenangan jiwa adalah tujuan utamanya.
清らかな静寂のなかで、一碗の茶を味わうとき、心は広くて自由な世界へ解き放たれる
Di antara keheningan murni, ketika Anda mencicipi semangkuk teh, pikiran akan dicurahkan ke dunia luas bebas.
Jepang, Negeri Festival
Di Jepang di berbagai tempat dan daerah, musim demi musim, terdapat beraneka ragam festival atau Matsuri.
Festival-festival demikian masing-masing punya keistimewaan tersendiri,
dan ada yang sejarahnya sudah cukup panjang. Berikut ini kami
perkenalkan beberapa festival yang diselenggarakan di sejumlah daerah di
Jepang. Sayang sekali kami tidak bisa memperkenalkan semua festival
karena sangat banyak ragamnya.
Sapporo Yuki Matsuri (Hokkaido)

Jepang sendiri maupun luar negeri.
http://www.imccsub.com/tentang-jepang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar