Kamis, 24 Oktober 2013

'Darah Rakyat Haram Kau Hisap (Aher)...!'.


REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ratusan massa dari LSM Pemuda Mandiri Peduli Rakyat (PMPR), menggelar aksi unjuk rasa di Halaman Gedung Sate, Selasa (11/6).

Mereka menggelar aksi unjuk rasa menolak pelantikan Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher, sebagai gubernur Jawa Barat periode 2013-2018 pada 13 Juni.

Massa tersebut datang ke Gedung Sate dengan menggunakan angkutan kota dan bus. Puluhan orang berpakaian putih dan serban hijau, ikut dalam aksi tersebut. Sebagai bentuk penolakan, mereka menuliskan pesan di atas kain putih dengan darah.

Ketua umum PMPR, Joker melukai telapak tangan kirinya dengan pecahan kaca. Darahnya dikumpulkan pada mangkok kecil plastik. Salah seorang perwakilan PMPR kemudian menggunakan darah itu untuk melukis pesan dengan kuas kecil di atas kain putih. Isi tulisannya adalah 'Darah Rakyat Haram Kau Hisap...!'.

"Ini wujud kepedulian kami pada rakyat, darah pun akan kami keluarkan untuk perjuangan," kata Sekjen PMPR, Yahya, kepada wartawan.

Yahya mengatakan, ada beberapa alasan kenapa ia menolak pelantikan Aher. Salah satunya, karena melukai hati para ulama di Jabar. Sebab, di balik terpilihnya Aher, ada doa dari para ulama. "Tapi beliau tidak menjalankan amanah dan tugasnya dengan arif dan bijaksana," katanya.

Menurut Yahya, pihaknya mempersoalkan bantuan dari negara di Timur Tengah bagi para ulama. Tapi yang sampai, hanya sebagian saja. Oleh sebab itu, massanya menolak Aher dilantik.

Jika Mendagri tetap melantik Aher, Ia mengancam akan mengerahkan massa dalam jumlah banyak untuk beraksi. "Kami akan demo besar-besaran kalau Aher tetap dilantik," katanya.

Selain menuntut Aher tidak dilantik, massa yang berjumlah sekira 100 orang itu juga menyuarakan sejumlah tuntutan. Di antaranya usut kasus anggaran kampanye yang menggunakan dana CSR, menuntut Aher minta maaf pada rakyat dan para ulama se-Jabar, serta menuntut Aher diperiksa dalam kasus Asian Development Bank (ADB) sebesar Rp260 miliar yang disalurkan kepada beberapa universitas negeri dan swasta.

sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/13/06/11/mo89v7-darah-rakyat-haram-kau-hisap-aher

Analisa:
  • Dari judul berita tersebut saya akan memberikan sedikit analisa. Secara fonologi bisa dipahami dari judul berikut 'Darah Rakyat Haram Kau Hisap (Aher )..!'. dan 'Darah Rakyat, Haram Kau Hisap (Aher )..!'. Dalam judul yang kedua saya tuliskan tersebut diantara Darah rakyat, ada koma yang saya selipkan. Secara pronounce bisa saja orang akan terjebak dengan judul pertama yang diberikan oleh Republika Online. Karena bisa jadi para pembaca akan membacanya datar dan akan menimbulkan multitafsir. Pembaca bisa saja membaca berhenti di satu intonasi yang seharusnya tidak bisa. Asumsi pertama pembaca memaknai judul ini dengan cara membaca datar. Maka akan ada penafsiran bahwa Aher telah meminum darah rakyat. Penekannya bisa saja pada Darah rakyat haram, telah dihisap oleh Aher. Ini adalah sebuah judul Ambigu yang hanya akan membawa kebingungan dalam memahami maksud pembaca. Sebenarnya titik fokus penekanan ini adalah Aher yang meminum darah rakyat haram atau pernyataan para aktivis tersebut yang mengatakan darah rakyat, haram untuk dihisap oleh Aher.
  • Dalam penulisan berita tentang Aher ini, ada sesuatu Informasi yang kurang. Kekurangan pertama yakni tanggapan Aher terkait tuntutan demonstran. Dalam berita itu, tak ada tanggapan yang jelas terkait tuntutan para demonstran. Sementara foto yang dipajang oleh Republika Online adalah foto Aher. Indikasinya adalah ada sebuah penekanan opini yang mau atau pun tidak, suka tidak suka, harus diterima oleh para pembaca.

Tugas Bahasa Indonesia

Nama : Tony Satria B
NPM : 1A113048
Kelas : 4 KA 38


Rangkuman Pelajaran Ilmu Sosial Dasar


BAB 1

Pengertian Budaya


Pendapat para ahli tentang arti kebudayaan :


a.      Edward Taylor (1871)

Mendefinisikan kebudayaan sebagai hal yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kebiasaan, serta kemampuan – kemampuan lain yang diperbuat oleh manusia sebagai anggota dari masyarakat pada umumnya

b.      Kroeber (1948)

Kebudayaan adalah keseluruhan realisasi gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai – nilai yang dipelajari dan diwariskan, serta perilaku yang ditimbulkannya

c.       Ralph Linton

Keseluruh pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu

d.      Koentjaningrat (1985)

Kebudayaan adalah keseluruhan ide-ide, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kebudyaan terdiri dari 2 aspek yaitu abstrak (non material) dan konkret (material). Pada definisi koentjaningrat, tampak bahwa kebudayaan merupakan suatu proses hubungan manusia dengan alam dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Dalam proses tersebut manusia berusaha mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi

e.      Selo Soemardjan & Soeleman (1964)

Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat, kebudayaan itu sendiri lebih ditekankan kepada pada aspek hasil material dan kebudayaan
Kesimpulan :
Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia
Contoh hasil kebudayaan yang ada di Indonesia:
  • Rumah Adat, tarian, lagu, musik, seni gambar, seni patung, pakaian adat, seni suara, seni sastra, makanan, film.

 

BAB 2

PERAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN INDIVIDU DALAM PERANAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT



lingkungan sosial yang pertama yang dikenal individu sejak lahir adalah keluarga. ibu, ayah dan anggota keluarga lainnya merupakan lingkungan sosial yang secara langsung berhubungan dengan individu. sosialisasi yang dialami individu secara intensif berlangsung dalam keluarga. Pengenalan nilai, norma dan kebisaan untuk pertama kali diterima dari keluarga. pengaruh sosialisasi dan enkulturasi yang berasal dari keluarga sangat besar bagi pembentukan dan perkembangan individu.



A. Keluarga
  • Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
  • Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
  • Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
  • Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
B. Jenis Keluarga
C. Peranan Keluarga
  • Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.  
  • Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.  
  • Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisikmentalsosial, dan spiritual.
D. Tugas Keluarga
     Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
  • Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
  • Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
  • Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
  • Sosialisasi antar anggota keluarga.
  • Pengaturan jumlah anggota keluarga.
  • Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
  • Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
  • Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
E. Fungsi Keluarga
     Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
  • Fungsi Pendidikan
  • Fungsi Sosialisasi anak
  • Fungsi Perlindungan
  • Fungsi Perasaan
  • Fungsi Agama
  • Fungsi Ekonomi
  • Fungsi Rekreatif
  • Fungsi Biologis
  • Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
F. Bentuk Keluarga

    Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu       
    berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas, sbb :
    1. Berdasarkan lokasi
  • Adat utrolokal
  • Adat virilokal
  • Adat uxurilokal
  • Adat bilokal
  • Adat neolokal
  • Adat avunkulokal
  • Adat natalokal
     2. Berdasarkan pola otoritas
  • Patriarkal
  • Matriarkal
  • Equalitarian

 

BAB 3

PERCAMPURAN BUDAYA DI MASYARAKAT INDONESIA



Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Dan kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Contoh-contoh dari hasil akulturasi budaya sangat beraneka ragam. Dalam bidang kesenian, arsitektur, agama dan lain-lain. 
  1. Bentuk bangunan Masjid Sunan Kudus
  2. Candi-candi di Indonesia 
  3. Bangunan rumah di daerah Kota
  4. Selain dalam bidang arsitektur, akulturasi budaya juga berpengaruh dalam bidang kesenian. Cabang seni rupa yang berkembang adalah seni ukir dan seni lukis
  5. Kesusastraa
  6. Perwayangan di daerah jawa dan sekitarnya
  7. Tari Betawi
  8. Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab
  9. Alat musik Tanjidor selain mendapat pengaruh dari budaya Cina, kesenian Betawi dipengaruhi oleh beragam budaya dari Eropa
  10. Orkes Gambus
  11. Wayang Betawi
  12. Pakaian Adat Betawi
  13. Tari Kecak
A. Masuknya Budaya Asing
Budaya asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia, masuknya budaya asing dinilai sebagai salah satu penyebabnya. Contoh masuknya budaya asing terjadi pada :
  1. Cara Berpakaian
  2. Alat Musik
  3. Permainan Tradisional
B. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah pada saat ini banyak seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat dan efisien, maka seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih lambat.

C. Dampaknya bagi masyarakat Indonesia
Masuknya budaya asing di Indonesia juga berdampak pada masyarakat. Berikut dampaknya bagi masyarakat Indonesia:
1. Dampak Positif :
  • Dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa2 yg maju
  • Adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita sendiri ke luar negeri
  • Terjadinya akulturasi budaya yg mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yg unik.
 2. Dampak Negatif:
  • Dapat menghilangkan kebudayaan asli Indonesia,
  • Serta dapat terjadi proses perubahan sosial didaerah yang dapat mengakibatkan permusuhan
  • Masuknya budaya asing yg lebih mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat baik tua maupun muda
  • Adanya globalisasi
  • Mudah terpengaruh oleh hal yg berbau barat
  • Menumbuhkan sifat dan sikap individualisme.

 

 

 

 

 

Rabu, 16 Oktober 2013

Percampuran Budaya di Masyarakat Indonesia


Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Dan kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Akulturasi merupakan sebuah istilah dalam ilmu Sosiologi yang berarti proses pengambil alihan unsur-unsur (sifat) kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Adalah suatu hal yang menarik ketika melihat dan mengamati proses akulturasi tersebut sehingga nantinya secara evolusi menjadi Asimilasi (meleburnya dua kebudayaan atau lebih, sehingga menjadi satu kebudayaan). Menariknya dalam melihat dan mengamati proses akulturasi dikarenakan adanya Deviasi Sosiopatik seperti mental disorder yang menyertainya. Hal tersebut dirasa sangat didukung faktor kebutuhan, motivasi dan lingkungan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku.

Akulturasi budaya dapat terjadi karena keterbukaan suatu komunitas masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan yang mereka miliki akan terpengaruh dengan kebudayaan komunitas masyarakat lain. Selain keterbukaan masyarakatnya, perubahan kebudayaan yang disebabkan “perkawinan“ dua kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya pemaksaan dari masyarakat asing memasukkan unsur kebudayaan mereka. Akulturasi budaya bisa juga terjadi karena kontak dengan budaya lain, system pendidikan yang maju yang mengajarkan seseorang untuk lebih berfikir ilmiah dan objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah menerima hal-hal baru dan toleransi terhadap perubahan.

Contoh-contoh dari hasil akulturasi budaya sangat beraneka ragam. Dalam bidang kesenian, arsitektur, agama dan lain-lain. 
  1. Bentuk bangunan Masjid Sunan Kudus adalah salah satu akulturasi antara Hindu-Islam.
  2. Candi-candi di Indonesia sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Candi Borobudur merupakan wujud dari akulturasi antara agama Hindu-Budha di Indonesia. 
  3. Bangunan rumah di daerah Kota, Jakarta Utara dan Juga Museum Fatahillah Jakarta merupakan wujud akulturasi dari kebudayaan yang dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa ketika menjajah Indonesia. Bangunan Museum Fatahillah menyerupai Istana Dam di Amsterdam, yang terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. 
  4. Selain dalam bidang arsitektur, akulturasi budaya juga berpengaruh dalam bidang kesenian. Cabang seni rupa yang berkembang adalah seni ukir dan seni lukis. Pola-pola hiasannya meniru zaman pra-islam, seperti daun-daunan, bunga-bungaan, bukit-bukit karang, pemandangan, garis-garis geometri, kepala kijang, dan ular naga. Contoh, masjid yang di hias dengan ukiran adalah masjid Mantingan, dekat jepara yang terdapat lukisan kera, ukiran gapura di candi Bentar di Tembayat, Klaten, yang dibuat pada masa Sultan Agung pada tahun 1633, dan gapura Sendang Duwur di Tuban. Pada zaman islam juga berkembang seni rupa yang disebut kaligrafi, yaitu seni menulis indah . 
  5. Kesusastraan pada zaman islam banyak berkembang di daerah sekitar selat malaka (daerah melayu) dan jawa. Kebanyakan karya sastra pada zaman islam yang sampai pada kita sekarang ini telah berubah dalam bentuknya yang baru, baik bahasa maupun susunannya. Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman itu berasal dari Persia. Misalnya, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat 1001 malam (alif laila wa laila). 
  6. Perwayangan di daerah jawa dan sekitarnya yang mengangkat cerita Ramayana dan Mahabarata merupakan wujud akulturasi kebudayaan antara Hindu-Budha di bidang kesenian. 
  7. Tari Betawi. Sejak dulu orang Betawi tinggal di berbagai wilayah Jakarta. Ada yang tinggal di pesisir, di tengah kota dan pinggir kota. Perbedaan tempat tinggal menyebabkan perbedaan kebiasaan dan karakter. Selain itu interaksi dengan suku bangsa lain memberi ciri khas bagi orang Betawi. Tari yang diciptakanpun berbeda. Interaksi orang Betawi dengan bangsa Cina tercipta tari cokek, lenong, dangambang kromong. 
  8. Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan Arab Melayu atau biasanya dikenal dengan istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu tetapi tidak menggunakan tanda-tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Di samping itu juga, huruf Arab berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan sebagai motif hiasan ataupun ukiran dan gambar wayang. 
  9. Alat musik Tanjidor selain mendapat pengaruh dari budaya Cina, kesenian Betawi dipengaruhi oleh beragam budaya dari Eropa. Orkes Tanjidor, misalnya, mulai ada sejak abad ke-18. Konon salah seorang Gubernur Jenderal Belanda, Valckenier menggabungkan rombongan 15 orang pemain alat musik tiup Belanda dengan pemain gamelan, pesuling Cina, dan penabuh tambur Turki untuk memeriahkan pesta. 
  10. Orkes Gambus. Budaya Timur Tengah ternyata juga memiliki pengaruh kuat dalam khasanah Betawi, hal ini terbukti bahkan sampai saat ini di seantero Jakarta terdapat puluhan grup orkes gambus. Orkes ini biasanya ditampilkan di acara pesta perkawinan untuk mengiringi para penyanyi gambus baik laki maupun perempuan. Mereka biasanya membawakan lagu-lagu gambus dengan lirik religius maupun lagu-lagu cinta berbahasa Arab. 
  11. Wayang Betawi. Salah satu produk budaya Betawi hasil akulturasi dari budaya Jawa dan Sunda adalah wayang. Namun demikian, pengaruh Sunda lebih tampak dalam kesenian ini. Mungkin secara geografis memang lebih dekat. Misalnya dalam hal penggunaan bahasa. Dalam wayang digunakan bahasa Betawi campur Sunda. Dalam dunia pewayangan Betawi dikenal dua jenis wayang: Wayang Kulit (dalang terkenalnya H. Surya Bonang alias Ki Dalang Bonang), serta Wayang Golek (dalang terkenalnya Tizar Purbaya). Umumnya, wayang Betawi mengambil lakon tentang kehidupan kerajaan di dunia pewayangan. Ada pula tokoh komedi Udel (persamaannya Cepot di dalam Sunda). 
  12. Pakaian Adat Betawi, orang Betawi pada umumnya mengenal beberapa macam pakaian. Namun yang lazim dikenakan adalah pakaian adat berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup) yang digunakan sebagai stelan celana panjang Melengkapi pakaian adat pria Betawi ini, selembar kain batik dilingkari pada bagian pinggang dan sebilah belati diselipkan di depan perut. Para wanita biasanya memakai baju kebaya, selendang panjang yamg menutup kepala serta kain batik. Pada pakaian pengantin, terlihat hasil proses asimilasi dart berbagai kelompok etnis pembentuk masyarakat Betawi. Pakaian yang digunakan pengantin pria, yang terdiri dari: sorban, jubah panjang dan celana panjang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Sedangkan pada pakaian pengantin wanita yang menggunakan syangko (penutup muka), baju model encim dan rok panjang memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan Cina Uniknya, terompah (alas kaki) yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. 
  13. Tari Kcak adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan “cak” dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat. Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana. Ini merupakan akulturasi kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. 
Perkembangan kebudayaan Indonesia saat ini banyak didominasi dengan budaya-budaya asing yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan kebudayaan local.
Berikut Faktor-faktor Pendorong Hilangnya Budaya Indonesia:

A. Masuknya Budaya Asing
Budaya asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia, masuknya budaya asing dinilai sebagai salah satu penyebabnya. Contoh masuknya budaya asing terjadi pada :
  1. Cara Berpakaian. Sekarang ini masyarakat Indonesia lebih menyukai berpakaian yang lebih terbuka seperti bangsa barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa Indonesia yang dianggap berpakaian lebih sopan dan tertutup.
  2. Alat Musik. Perkembangan alat musik saat ini juga dibanjiri dengan masuknya budaya asing, kita dapat mengambil contoh dari kebudayaan asli betawi di Jakarta, pada saat ini sudah tidak ada lagi terdengar alat musik Tanjidor musik khas dari tanah Betawi, saat ini yang sering kita dengar adalah alat-alat musik modern yang biasanya menggunakan tenaga listrik.
  3. Permainan Tradisional. Bahkan masuknya budaya asing juga mempengaruhi permainan tradisional, seperti permainan gangsing atau mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, pada saat ini sudah jarang kita temukan, yang saat ini kita temukan adalah produk-produk permainan yang berasal dari Cina, seperti mainan mobil remote control yang berbahan baku besi atau plastic.Serta berbagai macam yang lainnya seperti tarian, rumah adat, makanan, adat-istiadat dan kesenian atau hiburan telah didominasi budaya asing.
B. Kurangnya Kesadaran
Bangsa Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai budaya, saat ini masyarakat kita tidak peduli budaya yang masuk itu dapat merusak atau tidak, namun pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang menerima budaya asing dibandingkan melestarikan budaya local atau tradisional, yang sebenarnya dapat mengakibatkan hilangnya budaya Indonesia.
  •  Kemajuan Teknologi dan Peralatan Hidup
Kemajuan teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah pada saat ini banyak seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat dan efisien, maka seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih lambat.

C. Dampaknya bagi masyarakat Indonesia
Masuknya budaya asing di Indonesia juga berdampak pada masyarakat. Berikut dampaknya bagi masyarakat Indonesia:

1. Dampak Positif :
  • Dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa2 yg maju sehingga mampu mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereka.
  • Adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita sendiri ke luar negeri
  • Terjadinya akulturasi budaya yg mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yg unik.
 2. Dampak Negatif:
  • Dapat menghilangkan kebudayaan asli Indonesia,
  • Serta dapat terjadi proses perubahan social didaerah yang dapat mengakibatkan permusuhan antar suku sehingga rasa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi goyah.
  • Masuknya budaya asing yg lebih mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat baik tua maupun muda, dan parahnya yg ditiru biasanya yg jelek2. Meniru perilaku yg buruk
  • Adanya globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karena adanya percampuran antara kebudayaan lokal dgn kebudayaan dr luar, bisa juga karna memang tidak ada generasi penerus yg melestarikan budaya tsb.
  • Mudah terpengaruh oleh hal yg berbau barat. Generasi muda lupa akan identitasnya sebagai bangsa Indonesia karena perilakunya banyak meniru budaya barat.
  • Menumbuhkan sifat dan sikap individualisme, tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang lain. Padahal bangsa indonesia dulu terkenal dgn gotong royong

 

Kamis, 10 Oktober 2013

Peran Keluarga dalam Pembentukan Individu dalam Peranan Sebagai Anggota Masyarakat

lingkungan sosial yang pertama yang dikenal individu sejak lahir adalah keluarga. ibu, ayah dan anggota keluarga lainnya merupakan lingkungan sosial yang secara langsung berhubungan dengan individu. sosialisasi yang dialami individu secara intensif berlangsung dalam keluarga. Pengenalan nilai, norma dan kebisaan untuk pertama kali diterima dari keluarga. pengaruh sosialisasi dan enkulturasi yang berasal dari keluarga sangat besar bagi pembentukan dan perkembangan individu.

A. Keluarga
  • Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
  • Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
  • Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
  • Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
B. Jenis Keluarga
  • keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-anak, 
  • keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.
  • Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.
C. Peranan Keluarga
  • Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
  • Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
  • Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisikmentalsosial, dan spiritual.
D. Tugas Keluarga
     Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
  • Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
  • Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
  • Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
  • Sosialisasi antar anggota keluarga.
  • Pengaturan jumlah anggota keluarga.
  • Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
  • Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
  • Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
E. Fungsi Keluarga
     Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
  • Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
  • Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
  • Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
  • Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
  • Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
  • Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
  • Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
  • Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
  • Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
F. Bentuk Keluarga

    Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu       
    berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas, sbb :
    1. Berdasarkan lokasi
  • Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediamanan kaum kerabat istri;
  • Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami;
  • Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri;
  • Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian);
  • Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri;
  • Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami;
  • Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.
     2. Berdasarkan pola otoritas
  • Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki-laki tertua, umumnya ayah)
  • Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu)
  • Equalitarian, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.
G. Opini

Bisa dapat disimpulkan bahwa peran keluarga dan masyarakat hal yang terpenting dalam pembentukan karakter individu. Oleh karena itu, untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tak dapat dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu individu, sedangkan masyarakat sebagai media sosialisasi seorang individu dalam menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak ukuran apakah sikap yang dilakukannya benar atau salah.
Contohnya saja seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan, mungkin pada awalnya kita adalah pribadi yang bersih dan selalu membuang sampah di tempat sampah, namun pada suatu ketika, kita ingin membuang sampah tetapi tidak dapat menemukan tempat sampah. Dikarenakan kita melihat masyarakat sekitar kita dengan seenaknya membuang sampah disembarang tempat, secara tidak sadar kita akan mengikuti kebiasaan buruk masyarakat di lingkungan kita dan menjadi terbiasa dengan hal itu. Kebiasaan – kebiasaan buruk tersebut atau bisa dibilang perilaku yang menyimpang, dapat terjadi salah satunya dikarenakan tidak ada sangsi yang tegas dari pemerintah.

Selasa, 01 Oktober 2013

Unsur - Unsur Budaya

Pelajaran berharga untuk berkembangnya peradaban manusia lahir dari adanya perbedaan yang merupakan kunci dalam membangun persahabatan & perdamaian. Perbedaan membawa pesan kasih sayang, saling mengenal, saling menghargai, saling menghormati dalam keragaman masyarakat

Manusia tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan budayanya masing – masing, sehingga membentuk & menciptakan cara berfikir & bertingkah laku yang khas bagi anggotanya. Cara berfikir dan bertingkah laku tersebut menciptakan pengkondisian budaya (cultural conditioning) melalui proses panjang pendidikan dan pengajaran yang diberikan secara turun temurun oleh orang tua, masyarakat sekitar & guru, baik secara langsung maupun tidak langsung

1.1  Pengertian Budaya :

·        Apa itu kebudayaan?, secara harfiah à dari bahasa latin à colore à memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang
·        Di Indonesia, budaya berasal dari bahasa sansekerta à budhayah à bentuk jamak dari buddhi = akal, akal sebagai hal – hal yang berkaitan dengan budi & akal manusia
·        Kebudayaan à keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dengan cara belajar
·        Kebudayaan meliputi à lingkungan manusia, warisan sosial budaya & tradisi, cara hidup, aturan dalam kehidupan sosial, cara berpakaian, makanan & kebiasaan makan, citra diri, relasi, nilai & norma, kepercayaan dll.
·        Wujud budaya à gagasan / ide – ide, sistem sosial, kebudayaan fisik
·        Isi kebudayaan à pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, etos budaya

Budaya – budaya yang berbeda memiliki sistem – sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi setiap orang yang dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing – masing pelaku budaya

1.2  Pendapat para ahli tentang arti kebudayaan :

a.      Edward Taylor (1871)
Mendefinisikan kebudayaan sebagai hal yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kebiasaan, serta kemampuan – kemampuan lain yang diperbuat oleh manusia sebagai anggota dari masyarakat pada umumnya
b.      Kroeber (1948)
Kebudayaan adalah keseluruhan realisasi gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai – nilai yang dipelajari dan diwariskan, serta perilaku yang ditimbulkannya
c.       Ralph Linton
Keseluruh pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu
d.      Koentjaningrat (1985)
Kebudayaan adalah keseluruhan ide-ide, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kebudyaan terdiri dari 2 aspek yaitu abstrak (non material) dan konkret (material). Pada definisi koentjaningrat, tampak bahwa kebudayaan merupakan suatu proses hubungan manusia dengan alam dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Dalam proses tersebut manusia berusaha mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi
e.      Selo Soemardjan & Soeleman (1964)
Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat, kebudayaan itu sendiri lebih ditekankan kepada pada aspek hasil material dan kebudayaan

Terlepas dari perbedaan yang ada di antara pendapat diatas, tampak bahwa belajar merupakan unsur penting dari pengertian kebudayaan. Persamaan atau perbedaan nilai – nilai kebudayaan tumbuh dari pengalaman hidupnya, sejarahnya, sistim yang mencakup masyarakat sekitarnya / tetangganya


1.3  Unsur – unsur kebudayaan :

Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada 7 (tujuh) unsur – unsur kebudayaan. Ia menyebutkan sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :

1.      Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya sang maha pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan maha kuasa

2.      Sistem organisasi & kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa untuk berorganisasi

3.      Sistem pengetahuan
Sistem yang lahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti

4.      Sistem mata pencarian hidup & sistem ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih

5.      Sistem teknologi & peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain


6.      Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia, bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa unoversal seperti bahasa Inggris

7.      Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan

Opini :
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Seharusnya kita bangga menjadi bangsa Indonesia. Namun seiring dengan era globaliasi keanekaragaman budaya yang merupakan ciri khas dari bangsa indonesia semakin memudar, penyebab pudarnya kebudayaan ini antara lain :
1.    Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap kebudayaan indonesia, pemerintah terlalu sibuk dalam mengurusi bidang politik dan bidang lainnya sehingga lupa akan kebudayaan yang mulai pudar di kalangan masyarakat
2.    Kurangnya kemauan dari generasi muda untuk mempelajari kebudayaan di daerahnya. Hal ini disebabkan oleh terpengaruhnya generasi muda terhadap gaya hidup bangsa luar (globalisasi)
3.  Adanya rasa malu (gengsi) dikalangan masyarakat, khususnya dari kalangan generasi muda, bahwa mengenal lebih jauh kebudayaan bangsa tidak mencerminkan suatu kemodernan. Hal seperti itu dianggap sebagai sesuatu yang kuno
4.   Kurangnya penghargaan dari masyarakat terhadap kebudayaannya sendiri. Banyak masyarakat kurang percaya diri dengan kebudayaan daerah sendiri
5.    Kurang gencarnya pemerintah dalam mensosialisasikan kebudayaan bangsa Indonesia, sehingga karena tidak kepedulian tersebut masyarakat juga menjadi tidak peduli
6.      Kurangnya apresiasi pemerintah terhadap karya anak daerah sendiri
7.  Tidak adannya regenerasi kebudayaan. Dalam hal ini tidak adanya pewarisan budaya yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya, sehingga pengetahuan tentang kebudayaanya sendiri akan semakin menurun dan bisa saja menghilang
8.      Kurangnya sosialiasi kepada penerus bangsa ini
9.      Ketidak pedulian masyarakat untuk melestarikan kebudayaan daerahnya masing – masing
10. Kurangnya wadah untuk berbagi informasi tentang kebudayaan bangsa indonesia dan masih banyak lagi penyebab memudarnya kebudayaan bangsa Indonesia

Apabila kebudayaan suatu bangsa memudar, maka ciri khas yang membentuk bangsa tersebut jika dibiarkan terus menerus, lama kelamaan ciri khas tersebut akan menghilang. Selain memudarnya kebudayaan juga berdampak pada generasi penerus. Sehingga tidak dapat dibanggakan oleh generasi penerus bangsa Indonesia dan banyak lagi dampak yang akan ditimbulkan apabila kebudayaan daerah telah pudar

Upaya mengatasi pudarnya Kebudayaan bangsa Indonesia :
1.      Menumbuhkan rasa bangga terhadap kebudayaan bangsa sendiri
2.      Sosialiasi macam – macam kebudayaan daerah yang ada di Indonesia
3.      Sosialiasikan kepada masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia
4.     Mengadakan pertunjukan Kebudayaan daerah / kesenian daerah tiap tahunnya agar masyarakat lebih mengenal kebudayaan / kesenian daerah yang ada di Indonesia
5.  Harus adanya pelajaran Ilmu Budaya Dasar di tiap sekolah agar penerus bangsa tahu akan pentingnya kebudayaan bangsa yang ada di Indonesia
6.      Peran serta orang tua / keluarga dalam mewariskan kebudayaan sendiri
7.    Peran aktif pemerintah untuk lebih gencar dalam sosialiasi kebudayaan bangsa di dalam negeri ataupun di luar negeri agar kebudayaan yang ada di Indonesia lebih dikenal dan di jaga kelestariaanya sehingga menimbulkan rasa banga sebagai bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya. Dan lain sebagainya

Kesimpulan :

Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya yang berasal dari daerah – daerah di seluruh pelosok Indonesia. Namun sangat disayangkan keanekaragaman itu mulai memudar karena kurangnya partisipasi masyarakat dan pemerintah untuk melestarikannnya. Hal tersebut akan berdampak buruk bagi generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, marilah kita yang merupakan generasi penerus melakukan berbagai upaya untuk melestarikan kebudyaan yang ada di Indonesia yang sejatinya merupakan ciri khas dari bangsa Indonesia.